OPINI-KORAN TIMES-Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga menyatakan pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selanjutnya, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan.

Setiap guru yang mengajar dalam kelas mempunyai cara tersendiri dalam menyampaikan materi dan metodeajar kepada siswa. Salah satu cara dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah Nabi Muhammad SAW melalui metode pembelajaran berbasis cerita.

Metode ini digunakan untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif, sehingga siswa dapat memahami materi dengan lebih baik. Selain itu, metode tersebut juga dapat membantu siswa memahami peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Nabi Muhammad SAW.

Guru dapat menyusun kegiatan kelas, sehingga siswa akan berdiskusi, dan mengungkapkan ide-ide, konsep-konsep, dan keterampilan sehingga siswa benar-benar memahami konsep dan keterampilan yang dipelajarinya.

Selanjutnya, guru dapat memanfaatkan energi sosial seluruh rentang usia siswa yang begitu benar di dalam kelas untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran produktif dan dapat mengorganisasikan kelas, sehingga siswa saling berinteiraksi satu dan yang lain, saling bertanggung jawab, dan belajar untuk menghargai satu sama lain.

READ  Deep Learning dan Kurikulum Merdeka: Simfoni Atau Sirine?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran berbasis cerita dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah Nabi Muhammad SAW.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP yang berjumlah 30 orang. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran berbasis cerita.

Langkah Langkah Metode Pembelajaran Berbasis Cerita

1. Pemilihan Cerita: Guru memilih cerita yang relevan dengan materi sejarah Nabi Muhammad SAW.

2. Penyajian Cerita: Guru menyajikan cerita dengan cara yang menarik dan interaktif.

3. Diskusi: Guru memfasilitasi diskusi setelah penyajian cerita untuk memastikan bahwa siswa memahami materi.

Kelebihan Metode Pembelajaran Berbasis Cerita:

1. Meningkatkan Minat Belajar: Metode pembelajaran berbasis cerita dapat meningkatkan minat belajar siswa karena cerita dapat membuat materi lebih menarik dan interaktif.

2. Meningkatkan Pemahaman: Metode pembelajaran berbasis cerita dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah Nabi Muhammad SAW karena cerita dapat membantu siswa memahami peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Nabi Muhammad SAW.

Metode pembelajaran berbasis cerita dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, metode ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran sejarah Nabi Muhammad SAW.

Dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis cerita, guru dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah Nabi Muhammad SAW dan membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif.

READ  Realitas Poligami di Madura: Perjuangan dan Ketulusan Seorang Perempuan

Sumber
– Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
– Hamalik, O. (2013). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
– Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Penulis, Rohib Guru MI Nurus Salam,
Kebun Anum Tlambah Timur Karang Penang Sampang.

Tulisan opini ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab redaksi Koran Times.

Rubrik opini di koran Times terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.

Harap sertakan riwayat hidup singkat, foto diri, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

Kirimkan tulisan ke email: timeskoran@gmail.com.

Redaksi berhak untuk tidak menayangkan opini yang dikirimkan.