KORAN TIMES, OPINI – Bagi masyarakat Indramayu, Cirebon, dan sekitarnya, mungkin tidak asing dengan musik tarling. Musik tarling berdasarkan sejarahnya berasal dari wilayah pantura, Jawa Barat. Musik ini merupakan salah satu bentuk kesenian yang kaya akan nilai-nilai budaya dan tradisi. Dalam beberapa dekade terakhir, seni ini telah mengalami berbagai perubahan seiring dengan arus modernisasi yang melanda hampir semua aspek kehidupan. Di tengah tantangan dan peluang yang ada, musik tarling menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi, terutama dalam hal musik dan alat musik yang digunakan. Namun, di balik semua inovasi ini, penting untuk menjaga keaslian dan makna budaya yang terkandung dalam musik tarling agar tetap relevan dan bermakna bagi generasi mendatang.
Keaslian musik tarling bukan hanya terletak pada alat musik yang digunakan, seperti gitar dan suling, tetapi juga pada lirik, melodi, dan tema yang diangkat. Musik tarling seringkali mengisahkan kehidupan sehari-hari, cinta, dan nilai-nilai moral yang mendalam. Dalam era modern, di mana banyak genre musik baru bermunculan, penting untuk tidak mengorbankan keaslian ini demi popularitas semata. Keaslian adalah identitas yang membedakan musik tarling dari genre lainnya, dan inilah yang harus dijaga agar tetap hidup di tengah perubahan zaman.
Adaptasi adalah kunci untuk kelangsungan hidup seni, termasuk musik tarling. Namun, adaptasi tidak berarti mengubah sepenuhnya bentuk dan makna dari seni tersebut. Musisi tarling dapat mengintegrasikan elemen-elemen modern, seperti aransemen musik yang lebih kontemporer atau penggunaan alat musik elektronik, tanpa menghilangkan unsur-unsur tradisional yang menjadi ciri khasnya. Misalnya, menggabungkan suling dengan synthesizer atau menambahkan ritme drum modern dapat menciptakan nuansa baru yang menarik, tetapi tetap menghormati akar budaya tarling. Hal ini menunjukkan bahwa musik tarling tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga bertransformasi menjadi sesuatu yang lebih dinamis dan relevan dengan perkembangan zaman.
Di era digital, media sosial menjadi alat yang sangat efektif untuk mempromosikan musik tarling. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube memungkinkan musisi untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan memperkenalkan musik tarling kepada generasi muda. Namun, penting untuk menggunakan platform ini dengan bijak. Konten yang diunggah harus mencerminkan keaslian dan makna budaya dari musik tarling, bukan sekadar mengejar popularitas. Dengan cara ini, musik tarling dapat tetap relevan dan menarik tanpa kehilangan esensinya.
Selain itu, pendidikan juga memegang peranan penting dalam pelestarian musik tarling. Dengan mengajarkan generasi muda tentang sejarah, teknik, dan makna di balik musik tarling, kita dapat memastikan bahwa mereka memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sekolah-sekolah dan lembaga seni dapat mengadakan program pelatihan dan workshop yang melibatkan seniman berpengalaman untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada generasi berikutnya. Kesadaran budaya ini akan membantu mereka menghargai dan melestarikan musik tarling sebagai bagian dari warisan budaya mereka.
Namun, di balik semua inovasi dan adaptasi ini, ada tantangan yang harus dihadapi. Komersialisasi seni tarling dapat mengancam esensi dan nilai-nilai asli yang terkandung di dalamnya. Dalam upaya menarik perhatian audiens yang lebih luas, ada risiko bahwa pertunjukan tarling akan kehilangan keaslian dan makna budaya yang mendalam. Oleh karena itu, penting bagi para pelaku seni untuk menemukan keseimbangan antara inovasi dan pelestarian nilai-nilai tradisional. Mereka harus tetap menghargai akar budaya seni tarling sambil berani bereksperimen dengan bentuk-bentuk baru. Ini bisa dilakukan dengan cara mengadakan pertunjukan yang mengedepankan nilai-nilai tradisional, tetapi tetap mengemasnya dalam format yang lebih modern dan menarik.
Kolaborasi antara musisi tradisional dan modern dapat menciptakan sinergi yang bermanfaat bagi perkembangan musik tarling. Musisi muda yang terinspirasi oleh genre modern dapat bekerja sama dengan seniman senior untuk menciptakan karya yang menggabungkan elemen-elemen tradisional dan kontemporer. Kolaborasi ini tidak hanya akan memperkaya musik tarling, tetapi juga menciptakan jembatan antara generasi, di mana pengalaman dan pengetahuan tradisional dapat dipadukan dengan ide-ide segar dari generasi baru.
Musik tarling di era modern memiliki tantangan dan peluang yang unik. Penting untuk menjaga keaslian dan makna budaya yang terkandung di dalamnya, sambil tetap terbuka terhadap inovasi dan adaptasi. Dengan pendidikan yang tepat, kesadaran budaya, dan penggunaan media sosial yang bijak, musik tarling dapat terus hidup dan berkembang. Kita harus ingat bahwa keaslian adalah kekuatan, dan menjaga makna budaya dalam setiap nada dan lirik adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan demikian, musik tarling tidak hanya akan bertahan, tetapi juga akan terus menginspirasi generasi mendatang, menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan yang kaya akan nilai-nilai budaya.
Dalam menghadapi era modern yang penuh dengan perubahan, mari kita bersama-sama menjaga dan merayakan keaslian musik tarling. Dengan cara ini, kita tidak hanya melestarikan warisan budaya yang berharga, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi perkembangan seni dan budaya di Indonesia. Musik tarling harus tetap menjadi suara yang menggema, mencerminkan kehidupan, cinta, dan nilai-nilai yang mendalam, serta menjadi bagian integral dari identitas budaya kita.
***
Opini Ditulis oleh Dr. Sodikin, S.Pd, M.Si, M.P.W.K, Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Terbuka dan Anggota Asosiasi Pendidik Seni Indonesia