PAMEKASAN-KORAN TIMES,Sejumlah petani masih kebingungan mendapatkan pupuk subsidi jenis urea di Kabupaten Pamekasan,Madura. Sementara sekarang sudah mulai masuk pada musim tanam jagung dan padi. Selasa (01/11/2023).
Selain itu, harga pupuk subsidi jenis Urea, harganya semakin tidak terjangkau oleh petani. Per sak ukuran 50 kg, oleh oknum pemilik kios dan ketua kelompok tani dijual Rp 200.000. Padahal, Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk Urea 50 kg, dijual Rp 112.000.
Selain mahal, stok pupuk juga diduga dipermainkan. Pemilik kios mengisi gudang penyimpanannya dengan stok sedikit. Ketika petani datang untuk membelinya, diminta untuk kembali lagi. Pupuk bisa cepat tersedia jika membayar terlebih dahulu.
Ali Masykur,anggota fraksi PPP DPRD Pamekasan meminta pihak kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian serius dalam mengatasi kelangkaan pupuk yang ada di Kabupaten Pamekasan.
“Kami menerima banyak keluhan terkait langkanya pupuk subsidi saat memasuki musim tanam. Jadi kelangkaan ini merupakan persoalan yang klasik. Selalu berulang-ulang setiap tahun. Jadi dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian harus serius tangani kelangkaan pupuk,”tegas Ali Masykur.
Kelangkaan pupuk ini, lanjut Ali Masykur sering terjadi pada saat awal tahun. Apalagi sekarang yang memasuki musim tanam.
“Petani lokal masih bergantung dengan pupuk kimia. Masalah ini perlu ditangani secara serius. Perlu strategi dan evaluasi oleh pemerintah. Serta di awasi secara serius agar tidak ada penyimpangan pupuk bersubsidi,” Imbuh Ali Masykur.
Samhari, salah satu petani asal Bujur Tengah menyatakan kebingungan membeli pupuk bersubsidi di desa setempat. Padahal dirinya ingin membeli bukan mau hutang.
“Kami petani mau membeli bukan mau utang, tapi masih sulit. Kami heran, pupuk subsidi itu berapa jatahnya dan dijual ke siapa saja,” imbuhnya.
Selanjutnya, pihaknya menyatakan kelangkaan pupuk ini sangat mempengaruhi hasil panen warga yang merosot, karena tanaman tidak tumbuh maksimal.
“Pemerintah harus turun tangan dalam mengatasi soal kelangkaan pupuk yang ada di Kabupaten Pamekasan. Serta pemerintah memperbanyak stok pupuk di pasaran, agar petani tidak kebingungan masalah pupuk dan tanamannya tidak gagal panenan,” Urainya.
Selain itu, pupuk langka juga dikeluhkan Sudi, salah satu petani asal Desa Pangereman yang saat ini mulai menanam jagung dan bawang merah.
Selanjutnya, pihaknya menyampaikan meskipun penyaluran pupuk subsidi tersedia melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), namun stoknya terbatas dan tidak mencukupi kebutuhan para petani. Petani mulai kehilangan kesempatan untuk mendapat jatah pupuk subsidi. Sedangkan untuk beli pupuk nonsubsidi harganya mahal.
“Stok kebutuhan pupuk subsidi tidak seperti yang sering diungkapkan para pejabat pemerintahan yang selalu menyatakan ketersediaan pupuk subsidi untuk para petani tercukupi. Namun faktanya, kelangkaan pupuk subsidi dan mahalnya harga pupuk menjadi kendala yang dihadapi para petani dari tahun ketahun,”tegas Sudi.
Sementara wartawan koran times saat mencoba menghubungi kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian tidak diangkat.
Pewarta: Syafii
Editor :Hasbullah