OPINI-KORAN TIMES-Pendidikan adalah proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi, pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik. Pendidikan dapat dilakukan secara terencana dan sadar oleh keluarga, masyarakat atau pemerintah. Dimana tujuan pendidikan itu sendiri yaitu untuk membantu peserta didik mencapai kedewasaan dan menjalankan tugas hidupnya secara mandiri. Dengan melalui berbagai bimbingan, pengajaran, pembelajaran dan pelatihan.

Peran Pendidikan SKI di Madrasah

Pendidikan dalam islam merupakan landasan yang mewujudkan hakikat pancasila, kemajuan dan pemenuhan potensi seseorang. Islam menempatkan kepentingan yang tak tertandingi dalam mencari ilmu pengetahuan,melihatnya sebagai kewajiban mendasar bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin, usia atau status sosial.

Di lingkungan Madrasah, SKI menekankan kemampuan mengambil ibrah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan berbagai fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, seni, dan aspek lainnya.

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah sekumpulan kejadian atau peristiwa penting dari tokoh muslim masa lampau. SKI merupakan bagian dari Pendidikan Agama Islam (PAI) yang di ajarkan di madrasah baik dari jenjang Madrasah Ibtidaiyah,Tsanawiyah,maupun Aliyah.

Di lingkungan Madrasah, SKI menekankan kemampuan mengambil Ibrah(pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan berbagai fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, seni dan aspek lainnya. Yang mana pada dasarnya
bertujuan untuk mengetahui berbagai masalah kehidupan umat manusia yang berkaitan dengan hokum Islam.

READ  Dari Daun ke Hati: Menanam Cinta Alam di Madrasah

Selain itu agar kita juga mengetahui berbagai masalah kehidupan umat Islam yang disertai dengan maju mundurnya kebudayaan Islam itu sendiri.

Pada pembelajaran SKI ini ada beberapa metode pembelajaran yang dapat di gunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab, timeline, concept map, Role Playing (Bermain Peran), Active Knowledge Sharing (Aktif Berbagi Pengetahuan) dan sebagainya sesuai materi.

Peran Penting SKI di Madrasah

Mengapa penting untuk mempelajari Sejarah Pendidikan Islam terutama bagi pelajar-pelajar Agama Islam dan pemimpin-pemimpin Islam. Karena dengan mempelajari Sejarah Pendidikan Islam kita dapat mengetahui sebab kemajuan dan kemunduran Islam baik dari cara didiknya maupun cara ajarannya.

Melalui SKI peserta didik di tanamkan untuk menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan Islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Fungsi keilmuan melalui materi SKI peserta didik di harapkan memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masalah Islam, kebudayaan, dan peradabannya. Mengenal, memahami, dan menghayati sejarah Islam, serta menanamkan nilai-nilai Islam.

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) juga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai disiplin ilmu yang mandiri. Sejarah menuntut ketekunan dan keahlian orang yang mempelari dan mengembangkannya.

Jadi mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) sejak dini itu sangatlah penting, karena diusia dasarlah mereka harus menumbuhkan karakter dan kebudayaan keislaman, sehingga tidak salah arah dalam mengikuti gaya hidup atau budaya lain pada era globalisasi. Karena kebanyakan kebudayaan islam sudah mulai pudar seiring berjalannya zaman.

READ  Kiprah Kiai Taufik Hasyim di Dunia Pesantren, Akademik dan NU Pamekasan

Selanjutnya pelajaran SKI membantu peserta didik menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari dan peserta didik membentuk watak dan kepribadian umat Islam.

Ilmu Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dapat menumbuhkan kesadaran bagi peserta didik untuk memahami suatu sejarah bagi pedoman hidup mereka. Jika peserta didik menerapkan dalam kehidupan sehari-hari maka kualitas generasi penerus kita akan menjadi generani yang menjunjung tinggi ajaran islam. Serta sejarah tidak akan hilang dengan pergantian zaman.

 

Penulis Roisatul Khusna, guru MI salafiyah Sengon dan Rohayati guru MI Sirojul Athfal.

Tulisan opini ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab redaksi Koran Times.

Rubrik opini di koran Times terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.

Harap sertakan riwayat hidup singkat, foto diri, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

Kirimkan tulisan ke email: timeskoran@gmail.com.

Redaksi berhak untuk tidak menayangkan opini yang dikirimkan.