OPINI–Pulau Madura selain terkenal dengan pulau penghasil garam terbesar di Indonesia pulau ini juga berkontribusi sebagai salah satu pulau penyumbang hasil laut terbanyak di Jawa Timur, salah satunya yaitu Kabupaten Bangkalan yang menduduki urutan ke-4 penyumbang hasil laut terbanyak di Jawa Timur.
Kabupaten Bangkalan adalah salah satu Kabupaten yang ada di pulau Madura yang ikut menyumbang penghasilan ikan laut terbanyak. Kabupaten Bangkalan mampu menghasilkan ikan laut sebanyak 25.693,50 Ton.Namun sayangnya masyarakat hanya mengkonsumsi 4% dari hasil ikan tangkapan atau budidaya yang dikonsumsi sendiri.
Berdasarkan data Neracha Bahan Makanan (NBM) tahun 2018-2019 hannya 4% dimakan sendiri dan sisanya di jual ke luar daerah.Menurutnya masyarakat Bangkalan lebih suka mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak seperti bebek,ayam dan sate. Padahal, ikan laut memiliki kandngan yang kaya dengan protein dan baik bagi kesehatan. Oleh karena itu Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu Kabupaten di Madura yang memiliki kasus stunting tertinggi. Desa atau kelurahan yang menjadi fokus penanganan stunting adalah Desa Paterongan Kecamatan Galis, Desa Pettong Kecamatan Tanah Merah, Desa Jeddih Kecamatan Soka, Desa Alang-alang Kecamatan Tragah, Desa Longkek, Desa Lantek Timur, Desa Genteng Kecamatan Konang, Kelurahan Kraton, dan Kelurahan Pejagan.
Stunting adalah salah satu kasus kesehatan yang cukup serius namun banyak orang yang tidak menyadari akan masalah kesehatan ini.Stunting lebih dikenal dengan gizi buruk yang ditandai tubuh yang sangat kurus, tinggi badan yang tidak berkembang atau pendek dan banyak orang beranggapan hal itu dikarenakan faktor genetik. Padahal faktor genetik tidak ada kaitannya akan hal tersebut.
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang terjadi pada anak-anak akibat kurangnya asupan nutrisi yang kurang sehingga menyebabkan anak memiliki tinggi badan dibawah angka normal alias kerdil. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya stunting cara mengasuh anak yang kurang tepat (tidak mendapatkan asi eklusif di 100 hari awal kehidupannya), kurangnya akses untuk mendapatkan makanan yang bergizi, kurangnya akses untuk mendapatkan air bersih dan penerapan gaya hidup yang sehat. Adapun dampak stunting yang ditimbulkan pada anak yakni: terdapat gangguan pertumbuhan fisik, gangguan metabolism tubuh, gangguan perkembangan pada otak, serta gangguan kecerdasan, ada pula dampak yang ditumbulkan dalam jangka waktu yang sangat lama adalah memiliki daya tubuh (imunitas) yang lemah, beresiko penyakit pada jantung, dan resiko tinggi pada penyakit metabolic.
Salah satu daerah yang memiliki angka stunting tinggi adalah Kabupaten Bangkalan Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan laporan dari kantor PPKBP3A diketahui angka prevalensi stunting di Kabupaten Bangkalan tahun 2021 mencapai 38,9%. Nilai tersebut cukup tinggi dan melebihi batas target tingkat stunting di Indonesia.
Kemudian hal itu diperparah dengan adanya kasus covid-19 yang terjadi pada bulan maret 2020. Yang mana kondisi tersebut menyebabkan beberapa bayi tidak mendapatkan ASI ekslusif dikarenakan sang ibu harus melakukan isolasi akibat terpapar virus covid-19”. Padahal pemberian ASI diawal kehidupan sangatlah penting untuk tumbuh kembang bayi (Adma Novita Sari, dkk).Saat ini Kabupaten Bangkalan pada tahun 2021 berdasarkan data bulan timbang dan bulan agustus 2021 jumlah stunting sebanyak 2.287 orang (prevalensi 4,9%) sedangkan pada data SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) prevelensi stunting sebanyak 38,9% sedangkan Jawa Timur 23,5%.Wakil Bupati Bangkalan dalam sambutannya mengatakan bahwa persoalan stunting merupakan rencana pembangunan nasional,dan Kabupaten Bangkalan adalah salah satu Kabupaten dari 260 Kabupaten/kota yang mempunyai desa lokus stunting di Indonesia. Tingkat prevelensi stunting yang tinggi harus segera kita turunkan bersama baik secara pemerintahan kabupaten maupun tingkat desa atau individu.
Keseriusan Pemkab Bangkalan dalam upaya menurunkan kasus stunting menjadi sebuah pencapaian yang baik,dan itu memperoleh penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKBN) dan itu di serahkan langsung kepada Bupati Bangkalan saat diperingati Hari Keluarga Nasional(HKN). Hal itu dibuktikan dengan angka prevalensi stunting diakhir tahun 2021 jauh lebih banyak dibandingkan tahun 2022 dan penurunan angka stu ting itu dilakukan dengan cara kerja sama dengan dinas kesehatan, dinas pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak, dari hasil penghargaan yang didapatkan sangat memotivasi masyarakat Bangkalan konsisten untuk menurunkan angka stunting.
Pemberian makanan tambahan oleh Kepala Dinas Informatika yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi pada anak yang masuk kategori stunting. Hal itu juga bisa kita lakukan dengan cara memberikan atau mengadakan seminar atau acara untuk memberikan edukasi terhadap para ibu di Kabupaten Bangkalan guna meningkatkan pemahaman mereka tentang kasus stunting dan merubah pola pikir warga sekitar agar mereka tidak menyangka bahwa stunting ini yang menyebabkan anak memiliki tubuh kerdil merupakan faktor dari genetik.
Pemanfaatan hasil laut yang lebih bijak lagi dan mengupayakan untuk sebagian besar dikonsumsi sendiri merupakan langkah awal dalam menekan angka stunting di Kabupaten Bangkalan. Seperti hal nya penduduk setempat membuka usaha rumahan yang berfokus mengolah hasil ikan laut, hal itu, selain meningkatkan perekonomian masyarakat setempat juga bisa meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan hasil laut. Ada pula lima pilar cara mencegah stunting sesuai strategi nasional dalam mengatasi permasalahan stunting yang pertama, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan stunting, kedua melakukan sosialisasi antar pimpinan dan masyarakat untuk mengubah Perilaku, ketiga kerja sama antar pemerintah umum maupun swasta untuk mewujudkan harapan bersama menurunkan angka stunting, keempat memenuhi kebutuhan pangan agar mencukupi kebutuhan gizi, dan yang kelima melakukan pengamatan dan pengevaluasian.
Adapun juga sanitasi yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting di dalam lingkungan yaitu dengan cara mencuci tangan dengan baik dan benar, tidak membuang sampah sembarangan, mengolah limbah dengan benar, mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bergizi.
Penulis: Muzayyinah Nurullail Alifia
Prodi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah