SURABAYA, KORAN TIMES – Nama William Weishen kini semakin dikenal publik dengan julukan Le Papillon Noir (The Black Butterfly), yang berarti “Kupu-Kupu Hitam” dalam bahasa Prancis.
Julukan ini bukan sekadar sebutan, tetapi simbol dari perjalanan hidup dan transformasi luar biasa yang telah ia jalani.
Seperti halnya kupu-kupu yang harus melewati proses metamorfosis untuk bisa mengepakkan sayapnya dengan anggun, William Weishen pun telah melalui berbagai masa sulit yang menguji ketahanannya.
Dulu, ia pernah menghadapi rasa percaya diri yang rendah, namun bukannya menyerah, ia menjadikan pengalaman pahit itu sebagai pendorong untuk terus bangkit dan berkembang.
Saat ini, Le Papillon Noir (The Black Butterfly) telah mulai mengepakkan sayapnya di dunia hiburan. William Weishen, yang kini dikenal sebagai artis berbakat, tidak hanya berhasil menembus dunia musik dan seni, tetapi juga membangun identitas yang kuat dengan ciri khasnya, yakni selalu mengenakan penutup mata baik kacamata hitam ataupun kain dalam setiap penampilannya.
Keberanian William untuk tetap konsisten dengan gaya uniknya telah menginspirasi banyak orang. Dari sosok yang dulu sering diremehkan, kini ia tampil percaya diri di atas panggung, membuktikan bahwa tak ada rintangan yang dapat menghentikan seseorang yang berani mengejar impian.
Julukan Le Papillon Noir (The Black Butterfly) bukan hanya melambangkan perjalanan hidupnya, tetapi juga menunjukkan transformasi dan kekuatan yang ia miliki dalam menghadapi dunia hiburan yang terus berubah.
Melangkah semakin maju, William Weishen terus menginspirasi banyak orang lewat kisah hidup dan pencapaian kariernya. Julukan Le Papillon Noir kini menjadi simbol dari perjalanan dan transformasi luar biasa yang telah ia tempuh, serta semangat untuk terus berkembang.