OPINI – Menulis cerpen dan novel melampaui sekadar menciptakan karya untuk menghibur. Aktivitas ini menjadi sarana refleksi diri yang dapat memberdayakan penulis dan pembaca. Dalam komunitas Banyumili, menulis diakui sebagai salah satu cara untuk tumbuh dan berkembang secara holistik. Meski tidak semua anggotanya aktif menulis, komunitas ini mendukung pemberdayaan diri melalui berbagai pendekatan, seperti Human Design, MBTI, STIFIn, dan alat psikologi lainnya.
Dengan diskusi rutin yang penuh makna, anggota komunitas menggali lebih dalam tentang karakter, motivasi, dan potensi diri. Proses ini tidak hanya memperkaya kehidupan pribadi tetapi juga menjadi inspirasi untuk menciptakan cerita yang otentik dan relevan. Menulis pun menjadi jembatan untuk menjelajahi dimensi psikologis dan emosional manusia, membuka ruang bagi pertumbuhan batin.
Memanfaatkan STIFIn dan Model Pemahaman Diri dalam Fiksi
Salah satu alat yang sering digunakan adalah tes sidik jari STIFIn, yang memberikan wawasan tentang preferensi otak dominan seseorang. Penulis dapat menggunakan wawasan ini untuk menciptakan karakter yang autentik dan bertransformasi dalam cerita. Misalnya, bagaimana seorang tokoh yang dominan dalam tipe feeling menghadapi konflik emosional, atau bagaimana karakter thinking menyelesaikan masalah secara logis.
Dalam dunia nyata, wawasan ini membantu konsultan dalam memahami potensi klien. Bagi penulis, STIFIn adalah cara untuk menjadikan karakter dalam cerita lebih hidup dan inspiratif bagi pembaca. Pendekatan ini memungkinkan pembaca merefleksikan perjalanan hidup mereka melalui cerita yang dibaca.
Komunitas Banyumili: Menulis sebagai Alat Pemberdayaan Diri
Komunitas Banyumili, yang dipimpin oleh R. Bagus Herwindro, memberikan ruang untuk pembelajaran pemberdayaan diri berbasis kesadaran. Selain menulis, komunitas ini mendukung eksplorasi berbagai model seperti Human Design dan MBTI untuk membantu anggota memahami diri mereka lebih dalam.
Salah satu contoh adalah Namie Iseya (nama pena Rani Adisti), penulis yang berhasil menciptakan novel Pena Takdir. Novel ini menggabungkan wawasan dari MBTI dan Human Design untuk menciptakan cerita bermakna. Karya ini diterbitkan oleh Rakata Mizan dan menjadi bukti bagaimana alat pemberdayaan diri dapat meningkatkan kualitas penulisan.
Selain itu, saya, Tantri Ida Nursanti, juga menggunakan pendekatan STIFIn dalam menulis cerita. Pengalaman ini membuka wawasan tentang bagaimana karakter dalam cerita dapat menggambarkan potensi manusia yang otentik. Melalui pemahaman ini, cerita menjadi lebih relevan dan inspiratif bagi pembaca.
Pemberdayaan Holistik Melalui Menulis
Menulis cerpen dan novel juga mengajarkan kemampuan mengenali karakter manusia—keahlian yang bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam proses ini, penulis dilatih untuk berpikir kreatif, memecahkan masalah, dan menyusun solusi. Kemampuan ini tidak hanya membantu dalam menciptakan cerita, tetapi juga dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.
Komunitas Banyumili adalah bukti nyata bahwa pemberdayaan diri bisa dilakukan melalui berbagai cara, termasuk menulis. Dengan wawasan dari STIFIn, MBTI, dan alat lainnya, menulis menjadi lebih dari sekadar aktivitas kreatif. Ia menjadi sarana untuk menjelajahi potensi diri, menciptakan cerita yang otentik, dan menginspirasi orang lain untuk tumbuh.
Kesimpulan
Menulis sebagai sarana pemberdayaan diri memungkinkan penulis dan pembaca untuk memahami dimensi emosional dan psikologis manusia lebih dalam. Dengan memanfaatkan alat seperti Human Design, MBTI, dan STIFIn, cerita yang dihasilkan menjadi lebih hidup dan bermakna. Komunitas Banyumili membuktikan bahwa menulis, bersama diskusi dan eksplorasi model pemberdayaan diri, adalah alat penting untuk pertumbuhan batin.
***
*) Ditulis oleh Tantri Ida Nursanti, Penulis antologi esai dan antologi cerpen dan Penggiat literasi yang aktif di komunitas Banyumili.
*) Tulisan opini ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab redaksi Koran Times.
*) Rubrik opini di koran Times terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.
*) Harap sertakan riwayat hidup singkat, foto diri, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Kirimkan tulisan ke email: timeskoran@gmail.com.
*) Redaksi berhak untuk tidak menayangkan opini yang dikirimkan.