JAKARTA, KORAN TIMES – Dalam rangka meningkatkan kesadaran santri tentang kesehatan kulit dan bahaya penggunaan kosmetik berbahaya, Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) mengadakan pelatihan pembuatan sabun natural dan pemeriksaan kosmetik di Pondok Pesantren Adnan Al-Charis, Bojonegoro. Kegiatan ini merupakan bagian dari program merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) dan didanai oleh hibah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat tahun 2024.

Bahaya Kosmetik Berbahaya Bagi Santri

Banyak santri remaja yang kini menggunakan kosmetik untuk merawat kulit dan mendapatkan tampilan glowing. Namun, penggunaan kosmetik dari pasar bebas perlu lebih berhati-hati. Bahan kimia berbahaya seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS), merkuri, dan hidrokuinon sering ditemukan dalam produk kosmetik murah. Penggunaan bahan ini dapat memicu iritasi kulit hingga risiko jangka panjang seperti kanker.

Bahan-bahan tersebut ditambahkan untuk memberikan efek pembersihan atau pemutihan yang instan, tetapi dengan konsekuensi berbahaya bagi kesehatan. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah pembuatan sabun natural DIY (Do It Yourself) yang terbuat dari bahan-bahan alami dan aman.

Pelatihan Pembuatan Sabun Natural untuk Kesehatan Kulit Santri

Untuk memberikan solusi yang lebih aman, tim dari UNUGIRI mengadakan pelatihan pembuatan sabun natural berbahan minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak kelapa sawit yang diproses melalui metode saponifikasi dingin dengan soda api. Sabun ini bebas dari SLS, sehingga lebih aman bagi kulit remaja.

READ  Puluhan Ribu Surat Suara Tiba Lebih Awal di Taiwan

Pelatihan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2024, melibatkan 40 santri di Pondok Pesantren Adnan Al-Charis. Santri diajarkan secara langsung oleh para dosen dan mahasiswa UNUGIRI untuk membuat sabun sendiri sebagai alternatif yang lebih sehat daripada sabun komersial berbahaya.

Pemeriksaan Bahan Berbahaya dalam Kosmetik

Selain pembuatan sabun, santri juga diajari cara memeriksa kandungan berbahaya seperti hidrokuinon dan merkuri dalam krim pemutih. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan kit tes yang diberikan oleh tim pengabdian kepada pondok pesantren. Santri diharapkan mampu mengidentifikasi kosmetik yang aman untuk digunakan setelah pelatihan ini.

Peningkatan Keterampilan Santri dalam Pembuatan Sabun dan Pemeriksaan Kosmetik

Melalui kegiatan ini, santri di Pondok Pesantren Adnan Al-Charis tidak hanya memperoleh keterampilan membuat sabun natural, tetapi juga kemampuan memeriksa bahan berbahaya dalam kosmetik. Hal ini menjadi keterampilan penting bagi mereka, terutama dalam menghindari produk kosmetik yang dapat membahayakan kesehatan.

Tim pengabdian juga memberikan aset berupa alat praktek, bahan-bahan pembuatan sabun, serta kit tes kosmetik kepada pondok pesantren agar para santri dapat terus mempraktikkan keterampilan yang telah mereka pelajari dan bahkan dapat mengembangkannya menjadi usaha komersial.

Dukungan Hibah Kemendikbudristek untuk Pengabdian kepada Masyarakat

Program ini berhasil terlaksana dengan dukungan dana hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2024. Tim pengabdian yang terlibat dalam pelatihan ini dipimpin oleh Akhmad Al-Bari, M.Si., bersama anggota dosen lainnya yaitu Romadhiyana Kisno Saputri, S.Gz, M.Biomed., dan Yani’ Qoriati, M.Si, dengan bantuan dua mahasiswa, Rika Amelia dan Muhammad Habiburrohman.

READ  Tes Kesehatan Gratis Bagi Calon KPPS: Kebijakan Baru dari Dinkes Sumenep

Program ini menunjukkan komitmen UNUGIRI untuk berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan kesehatan kulit dan pemberantasan kosmetik berbahaya, sekaligus mendukung implementasi merdeka belajar kampus merdeka (MBKM).

 

Print Friendly, PDF & Email