BOJONEGORO, KORAN TIMES – Usaha keripik tempe Lek Ja’im, yang telah berdiri sejak 2013, tengah menghadapi tantangan dalam mempertahankan penjualan.

Usaha milik Puji Susanto ini dikenal dengan keripik tempe tipis dan renyah, yang diharapkan bisa menjadi oleh-oleh khas Bojonegoro. Namun, penurunan kapasitas salah satu alat produksi dan berkurangnya pembeli di marketplace menyebabkan omsetnya menurun.

Untuk membantu memecahkan masalah ini, tim dosen dari Universitas Islam Darul Ulum Lamongan (UNISDA) dan Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) bekerja sama melakukan program pengabdian kepada masyarakat.

Tim, yang juga melibatkan dua mahasiswa UNISDA, menjalankan program tersebut dengan tema “Peningkatan Omset Industri Keripik Tempe Lek Ja’im Melalui Peningkatan Kapasitas Produksi dan Kemampuan Manajemen.”

Program ini dimulai pada Juni 2024 dan dijadwalkan selesai pada Desember 2024. Didukung oleh hibah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, program ini bertujuan meningkatkan kapasitas produksi serta kemampuan manajerial usaha.

Selama program, tim memberikan sejumlah pelatihan, termasuk penggunaan mesin pengiris tempe dan spinner, serta pelatihan dalam manajemen keuangan, desain kemasan, dan pemasaran digital.

Kegiatan ini diselenggarakan di lokasi produksi keripik tempe Lek Ja’im di Desa Ngampel, Bojonegoro, dengan metode ceramah, diskusi, dan praktik langsung.

Pelatihan yang diadakan pada 27 Juli, 24 Agustus, dan 7 September 2024, diikuti oleh pemilik usaha dan 15 pekerjanya. Mereka dengan antusias mengikuti rangkaian kegiatan, yang juga mencakup pemberian alat-alat produksi baru seperti mesin pengiris tempe, spinner, kemasan aluminium foil, kardus, serta sealer untuk mendukung peningkatan produksi dan penjualan.

READ  DPP Persatuan Mahasantri Indonesia Dukung Menkominfo Dalam Brantas Judi Online

Salah satu tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan keahlian dalam pengelolaan keuangan serta pemasaran digital agar produk Lek Ja’im lebih dikenal oleh konsumen. Hingga berita ini diterbitkan, hasil awal menunjukkan adanya peningkatan penjualan, meskipun evaluasi akhir baru akan dilakukan pada akhir Desember 2024.

“Kami sangat berterima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang telah memberikan dukungan dana dan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan ini. Semoga program ini bisa membantu Lek Ja’im mencapai target peningkatan omset,” ungkap salah satu anggota tim pelaksana.

Dengan program pendampingan yang berkelanjutan ini, diharapkan Keripik Tempe Lek Ja’im dapat terus berkembang dan menjadi salah satu produk unggulan dari Bojonegoro.

 

Pewarta: Imam

Editor: Rofiq

Print Friendly, PDF & Email