DENPASAR, KORAN TIMES – Sebuah kisah menyedihkan datang dari seorang ibu muda berinisial ML yang harus berjuang sendirian membesarkan anaknya setelah suaminya, YWK, meninggalkan mereka demi mengejar pendidikan dokter spesialis (PPDS).

Selama 2,5 tahun terakhir, ML dan anaknya, Abby, hidup tanpa dukungan finansial maupun emosional dari YWK, yang bahkan menggugat cerai ML.

Menurut ML, Puncak dari konflik rumah tangganya terjadi ketika ML meminta pulsa listrik kepada YWK, namun permintaannya tidak digubris. Ironisnya, di saat kebutuhan rumah tangga tidak terpenuhi, YWK justru memilih untuk membeli vape (rokok elektrik), padahal sebelumnya ia tidak pernah merokok. Hal tersebut semakin memperburuk komunikasi antara mereka, yang sudah mulai memburuk sejak YWK memulai pendidikan PPDS.

Merasa tidak ada jalan keluar, ML mencoba mencari bantuan dengan menghubungi profesor YWK, berharap ada mediasi yang dapat memperbaiki hubungan mereka.

Namun, bukannya mendapatkan bantuan, masalah justru semakin membesar hingga akhirnya YWK menggugat cerai ML.

ML dan YWK telah menikah selama tiga tahun dan memiliki seorang putri bernama Abby yang kini berusia hampir tiga tahun.

Selama dua tahun terakhir, YWK tidak bekerja karena fokus mempersiapkan diri untuk program PPDS, membuat ML harus menjadi tulang punggung keluarga.

Meski ML telah banyak berkorban, termasuk membantu suaminya dalam proses administrasi hingga diterima di PPDS, hubungan mereka justru berakhir tragis.

READ  Dari Desa Slogohimo ke Dunia Digital: Kiprah Tukang Pideo Alias Ipung Wahyono dalam Mengangkat UMKM Wonogiri

Alih-alih mendapatkan dukungan setelah diterima di PPDS, ML justru menghadapi gugatan cerai dari YWK.

YWK meninggalkan ML dan Abby di kosan mereka dan kembali ke rumah orang tuanya di Denpasar.

Selama proses perceraian berlangsung, Abby sering meminta untuk bertemu dengan ayahnya, namun permintaan itu tidak digubris. Bahkan ketika Abby menulis surat dan menggambar untuk ayahnya, YWK tetap tidak memberikan tanggapan.

“Anak saya sangat ingin bertemu dengan ayahnya, terutama menjelang ulang tahun ketiganya bulan depan. Dia berharap bisa merayakan bersama-sama dan meniup lilin dengan ayahnya,” ungkap ML dengan suara bergetar kepada wartawan Koran Times,  Jum’at (9/8/2024).

Namun, besar harapan Abby tampaknya harus pupus, mengingat ayahnya tidak memberikan tanggapan atas keinginan sederhana itu.

Situasi ini semakin diperparah dengan adanya dugaan bahwa YWK memutuskan untuk meninggalkan ML dan Abby karena tekanan dari pihak keluarganya.

ML mengungkapkan bahwa suaminya tidak diberi dukungan finansial oleh ibunya jika tetap tinggal bersama istri dan anaknya.

Kisah ML dan Abby mencerminkan dampak emosional yang ditimbulkan oleh keputusan untuk mengejar karier tanpa mempertimbangkan tanggung jawab terhadap keluarga.

Hingga saat ini, ML terus berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memberikan yang terbaik untuk putrinya.

 

Pewarta: Arifin

Editor: Akhmad

Print Friendly, PDF & Email