JAKARTA, KORAN TIMES-Abdurrohman Wahid, calon Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2024-2027, menyerukan pentingnya menjadikan kampus sebagai basis utama ilmu pengetahuan dan inovasi dalam pembangunan bangsa. Senin 08 Juli 2024
Dalam diskusi yang digelar di Universitas Indonesia, Wahid memaparkan visinya tentang transformasi peran kampus-kampus di Indonesia untuk berkontribusi lebih besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Abdurrohman Wahid, mengatakan berbagai survei dan laporan terbaru menunjukkan bahwa meskipun jumlah perguruan tinggi terus meningkat, kualitas pendidikan tinggi di Indonesia masih perlu perbaikan.
“Hanya empat universitas Indonesia yang masuk dalam peringkat 500 besar dunia menurut QS World University Rankings 2023, menunjukkan bahwa kita masih memiliki banyak ruang untuk berkembang,” Ungkap Abdurrohman Wahid.
Selain itu, ia menekankan pentingnya peningkatan fasilitas penelitian di kampus-kampus. Banyak perguruan tinggi di Indonesia masih kekurangan fasilitas yang memadai seperti laboratorium modern dan perpustakaan dengan koleksi terbaru.
Abdurrohman Wahid, panggilan Abdurrohman menegaskan bahwa berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemdibud RI), sebagian besar universitas menghadapi keterbatasan anggaran penelitian, yang menghambat inovasi dan pengembangan teknologi.
“Investasi dalam fasilitas pendidikan dan penelitian adalah investasi untuk masa depan bangsa,” ujar Wahid.
Ia menambahkan bahwa akses ke jurnal-jurnal ilmiah terbaru sangat penting untuk memastikan mahasiswa dan dosen dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terkini.
Wahid mendorong adanya kolaborasi yang lebih erat antara kampus, industri, dan komunitas.
“Kita perlu membangun jembatan antara teori dan praktik, antara kampus dan dunia nyata,” tegasnya.
Pihaknya, menyatakan sebuah studi dari LIPI menunjukkan bahwa hanya sekitar 20% penelitian di perguruan tinggi yang berkolaborasi dengan industri, menunjukkan potensi besar yang belum dimanfaatkan.
Selain itu, Wahid menekankan pentingnya pendidikan berbasis riset. Data dari OECD menunjukkan bahwa pendidikan berbasis riset mampu meningkatkan kemampuan kritis dan analitis mahasiswa.
“Mahasiswa harus didorong untuk aktif dalam riset, bukan hanya sebagai pelengkap pendidikan, tetapi sebagai inti dari proses pembelajaran itu sendiri,” jelas Wahid.
Kampus sebagai Pusat Kebudayaan dan Toleransi
Wahid juga melihat kampus sebagai pusat kebudayaan yang mempromosikan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan inklusivitas.
“Kampus adalah tempat di mana berbagai pemikiran bertemu dan berkembang. Kita harus memastikan bahwa kampus tetap menjadi ruang yang aman dan inklusif bagi semua,” tuturnya.
Survei Komnas HAM menunjukkan bahwa masih ada kasus intoleransi di beberapa kampus yang perlu diatasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang harmonis.
Dukungan Kebijakan Pemerintah
Wahid menggarisbawahi pentingnya dukungan kebijakan dari pemerintah untuk mewujudkan visi kampus sebagai basis ilmu pengetahuan.
Saat ini, anggaran pendidikan Indonesia sekitar 3,6% dari GDP, di bawah rata-rata negara-negara OECD yang mencapai 5-6%.
“Pemerintah harus menjadi mitra yang aktif dalam memajukan pendidikan tinggi,” tambahnya.
Sebagai calon Ketua Umum PMII, Wahid berkomitmen untuk terus mendorong peran strategis kampus dalam pembangunan nasional. Ia percaya bahwa dengan dukungan dari semua pihak, kampus-kampus di Indonesia dapat menjadi pusat keunggulan yang menginspirasi dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat luas.
Pewarta:Hasin
Editor :Hasbullah