PAMEKASAN, KORAN TIMES – Persoalan pupuk subsidi di Pamekasan tak pernah usai. Polemik ini seakan datang tiap musim tanam. Bahkan, baru baru ini ada kabar, penerima pupuk justru menyasar orang-orang yang merantau ke luar negeri.

Seorang petani asal Desa Ponjanan Barat, Kecamatan Batu Marmar, Pamekasan Achmad Salim mengatakan, penyaluran pupuk subsidi di tempat tinggalnya terkesan tebang pilih. Pasalnya, banyak petani di lingkungan tersebut tidak mendapat pupuk subsidi.

Sementara segelintir orang justru mendapatkan dengan jumlah yang tidak sedikit. Menurutnya, ada yang mendapat pupuk subsidi hingga tujuh karung ukuran 50 kilo gram. “Ada yang mendapat tujuh sak (Karung.red) sekali ngambil,” terangnya kepada Koran Times. Kemarin, Rabu (20/03).

Pada waktu yang bersamaan pula, lanjutnya, banyak petani yang tidak mendapatkan. Bahkan sebagian datang ke kios dengan membawa KTP. Meminta untuk cek di data e-RDKK. “Tapi malah tidak di cek. Justru pulang tidak mendapat pupuk,” ungkapnya.

Menanggapi persoalan tersebut, Plt Kepala DKPP Nulo Garjito mengecam tindakan kios nakal di Pamekasan. Tak terkecuali persoalan penyaluran pupuk subsidi di Desa Ponjanan Timur. “Ya. Nanti saya akan memanggil distributornya,” tegasnya.

Menurutnya, persoalan tersebut selayaknya menjadi tanggungjawab distributor. Oleh karena itu, pihaknya akan memanggil distributor untuk memecat kios tersebut jika terbukti bersalah dalam penyaluran pupuk subsidi. “Lebih baik saya panggil distributor untuk memecat kiosnya,” usulnya.

READ  62 Desa di Sampang Terdampak Krisis Air Bersih

Nolo mengaku, pupuk subsidi sudah turun tiap bulan. Artinya para petani yang mendapat jatah tersebut sudah bisa menebus pupuk di tiap-tiap kios setempat. Dengan begitu, tidak ada alasan lagi petani yang terdaftar di e-RDKK tidak mendapatkan pupuk. “Pupuk sudah turun setiap bulan,” pungkasnya. (dln/hbl)

Print Friendly, PDF & Email