SURABAYA– Pasar murah produk kelautan dan perikanan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanla) Jatim yang dilaksanakan di halaman Kantor Gubernur Jawa Timur, Jum’at (8/3/2024) mendapat kritik keras dari Swara Muda Indonesia.
Hasan Basri, ketua Swara Muda Indonesia menuturkan kegiatan pasar murah oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanla) Jatim hanya mengundang gesekan antara warga, sebab kegiatan tersebut hanya menyisir sebagian warga yang bermukim sekitaran area kantor gubernur.
“Tidak benar jika kemudian kegiatan pasar murah hanya untuk warga sekitar kantor gubernur, apalagi ASN hanya sebagian yang dapat kupon, banyak juga yang tidak dapat. Apalagi yang terkena dampak kenaikan bahan pangan ini bukan cuma warga di sekitaran area kantor gubernur,” tutur Hasan Basri kepada awak media, Jumat (15/03/2024).
Hasan Basri mengatakan selain dapat menimbulkan konflik warga yang tidak kebagian, kegiatan pasar murah Diskanla Jatim justru menjadi bancakan para ASN pemprov.
“Bukan warga yang beli, tapi para ASN yang secara finansial tercukupi malah yang dapat juga. Banyak itu yang malah beli beras, gula dan minyak, ini kan tidak benar. Dibuka untuk warga tapi yang beli malah orang dalam,” katanya.
Selanjutnya, ia juga menyampaikan selain mengarah pada perilaku nepotisme, anggaran untuk kegiatan pasar murah menjadi perhatian serius.
“Tidak sedikit kan uang APBD yang malah menjadi bancakan para pejabat, sebab pengelolaan anggarannya tidak transparan dan akuntabel. Nah, kita juga harus tahu itu uang dari pasar murah itu terkumpul berapa dan dimasukan kemana, ke kantong pribadi atau dikembalikan lagi ke kas daerah,” tambahnya.
Untuk memastikan tidak terjadi adanya perilaku nepotisme dan pengelolaan anggaran yang transparan dan baik, Hasan Basri akan menggelar unjuk rasa di Diskanla Jatim.
“Hari Senin (18/3/2024) besok, kita turun demo ke Diskanla Jatim, kita minta nanti anggaran awal untuk pembelian sembako buat pasar murah, terus kita minta juga data keuangan pasca acara tersebut, sesuai apa tidak, sekalian kita tunjukkan beberapa foto ASN yang kedapatan transaksi jual beli di sana,” tegas Basri
Dihubungi terpisah, Hari Pranoto pegawai Diskanla Jatim menjelaskan bahwa yang menjadi tuntutan para demonstran tidaklah benar.
“Tidak benar kalau yang beli beras, gula, dan minyak itu ASN. ASN itu cuma beli produk olahan dari Diskanla sendiri. Emang kenapa,” tanya Hari Pranoto.
“Apalagi pengumuman kepada warga itu malamnya, sebelum besok pelaksanaan (pasar murah, waktunya sudah diagendakan lama, tapi untuk harinya memang tidak ditentukan,” lanjut Hari.
Ditanya soal anggaran, Hari menjawab bahwa anggaran bersumber dari APBD dan sudah berkonsultasi dengan LPSE.
“Dari APBD mas, dan sudah berkonsultasi dengan LPSE,” ujarnya.
Pewarta:Lukman
Editor : Hasbullah