SUMENEP, KORAN TIMES – Komunitas Perempuan yang tergabung dalam Setara Perempuan gandeng Pondok Pesantren Al-Muttahedah gelar Talkshow bedah buku karya Kiai M. Faizi yang berjudul “Merusak Bumi Dari Meja Makan” di Aula Pondok Pesantren Al-Muttahedah, Bragung, Guluk-Guluk, Sumenep, Rabu (10/1/2024).

Kegiatan bernuansa edukatif tersebut dilaksanakan bertepatan dengan momentum Hari Lingkungan Hidup Nasional yang jatuh pada 10 Januari 2024.

Dalam sambutannya, Kiai Zainal selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muttahedah mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan Komunitas Setara Perempuan.

“Saya berterimakasih atas kesudian adik-adik Setara Perempuan mengadakan acara di lembaga kami. Semoga acara ini bisa memberikan pengaruh positif dan barokah kepada santriwan-santriwati Al-Muttahedah ,” Ucap Kiyai Zainal.

Aliya Zahra, selaku Koordinator Setara Perempuan mengatakan bahwa kegiatan itu dilaksanakan tidak lain sebagai bentuk perhatian komunitas Setara Perempuan kepada teman belajar perempuan, anak-anak, dan remaja.

“Bertepatan dengan memperingati hari lingkungan hidup, kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan sehat yang ramah literasi. Apapun kegiatannya, forum intelektual tidak boleh dilupakan” Ucapnya.

Sementara, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi oleh K. Faizi dengan menyampaikan poin penting menanamkan nilai-nilai cinta lingkungan kepada santri.

“Santri nakal membuang sampah sembarangan, Santri biasa membuang sampah pada tempatnya, Santri bijak tidak sembarangan membuat sampah ,”Ucapnya.

Diketahui, diskusi berlangsung khidmat selama 1 jam lebih dengan mengurai secara komprehensif buku “Merusak Bumi dari Meja Makan”.

READ  Kapolres Pamekasan Pimpin Sertijab Kasat Lantas dan Kapolsek Jajaran

Di akhir penyampaian, Sastrawan asal Sumenep itu mengapresiasi atas kegiatan yang dilaksanakan Komunitas Setara Perempuan.

“Luar biasa sekali, anak muda seperti kalian ini mampu melakukan kegiatan bedah buku dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup di saat generasi lainnya terbuai membuat sampah sembarangan dan menganggap ‘nyampah’ adalah hal yang sepele,” ujar K. Faizi.

Print Friendly, PDF & Email