PAMEKASAN–KORAN TIMES,Anggota DPRD Kabupaten Pamekasan menilai banyak pekerjaan proyek jalan usaha tani (JUT) di beberapa desa Kabupaten Pamekasan dikerjakan asal jadi.
Pekerjaan proyek JUT tersebut ada di bawah naungan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pamekasan.
Ali Masykur, anggota fraksi PPP DPRD Kabupaten Pamekasan menjelaskan bahwa pekerjaan proyek tersebut dananya bersumber dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) 2023 sebesar Rp. 30 miliar.
Pekerjaan proyek berupa rabat beton tersebut, kata Ali Masykur, salah satunya berada di desa lesong Laok dan Palengaan.
“Pekerjaan proyek tersebut banyak dikerjakan asal jadi dan tanpa sepengetahuan DPRD Pamekasan,” Ungkap Ali Masykur. Kamis (02/11/2023).
Selain itu, kata Ali Masykur, proyek yang sudah dikerjakan tersebut banyak dikeluhkan masyarakat, pasalnya proyek yang baru dikerjakan tersebut sudah banyak yang rusak.
“Banyak keluhan dari masyarakat mengenai proyek yang cepat rusak. Proyek tersebut yang paling banyak ada di daerah Pantura. Mungkin banyak masyarakat mengeluh sama saya karena saya orang Pantura,” Jelas Ali Masykur.
Kholik, dari aktivis Lawan Institut mengatakan seharusnya proyek di awasi oleh konsultan. Konsultan terkesan diduga tidak pernah ke tempat lokasi pembangunan infrastruktur jalan tersebut.
“Saya meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaudit proyek JUT yang diduga dikerjakan asal jadi,” tegas Kholik.
Sementara Nolo Garjito Pelaksana Tugas kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pamekasan tidak bisa menjelaskan secara jelas soal pekerjaan proyek JUT.
“Kalau bertanya itu saya tidak tahu karena saya baru menjabat baru ini. Saya masuk kesini baru satu bulan. Dan pekerjaan tersebut sejak kedis sebelumnya,” Ungkap Nolo Garjito.
Selanjutnya, Nolo Garjito menjelaskan bahwa proyek tersebut sudah dikerjakan pada beberapa bulan yang lalu.
“Pekerjaan itu sudah selesai pada 2023. Bulan 3 tahun 2023 sudah dimulai,” Ungkap Nolo Garjito.
Pewarta:Syafi’i
Editor :Hasbullah