OPINI-KORAN TIMES-Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah salah satu organisasi kemahasiswaan tertua di Indonesia yang berperan penting dalam membangun intelektualitas, kepemimpinan, dan kontribusi sosial di tengah masyarakat.
Sejak berdiri pada 5 Februari 1947, HMI berkomitmen untuk memperjuangkan nilai-nilai Islam dan kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu prinsip utama yang selalu diperjuangkan oleh HMI adalah keadilan sosial, sebuah konsep fundamental yang mencerminkan keseimbangan dalam distribusi hak dan kewajiban setiap individu dalam masyarakat.
Keadilan sosial bukan sekadar gagasan ideal, melainkan juga tujuan nyata yang harus diwujudkan melalui berbagai upaya nyata dalam berbagai aspek kehidupan.
Keadilan sosial, dalam perspektif umum, merupakan prinsip yang menekankan kesetaraan akses terhadap sumber daya, kesempatan, dan perlakuan yang adil bagi semua orang tanpa adanya diskriminasi.
Prinsip ini menjadi landasan bagi terciptanya masyarakat yang harmonis, di mana setiap individu dapat berkembang sesuai potensinya tanpa mengalami ketidakadilan sistemik.
Dalam Islam, keadilan sosial tercermin dalam konsep keseimbangan (mizan) dan keharusan untuk menegakkan kebaikan serta mencegah kemungkaran. Nilai-nilai ini selaras dengan cita-cita kebangsaan Indonesia, sebagaimana tertuang dalam sila kelima Pancasila: “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Bagi HMI, keadilan sosial memiliki makna yang lebih spesifik, yakni sebagai bagian dari perjuangan untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera melalui pendidikan, pemberdayaan, dan kepemimpinan. HMI berupaya mencetak kader-kader yang memiliki kesadaran sosial tinggi, sehingga mereka mampu menjadi agen perubahan di berbagai bidang, baik dalam sektor pemerintahan, ekonomi, maupun sosial kemasyarakatan.
Dalam sejarahnya, banyak alumni HMI yang berkontribusi dalam pembangunan bangsa, baik sebagai akademisi, politisi, birokrat, maupun aktivis. HMI bukan hanya sekadar organisasi mahasiswa, tetapi wadah pembentukan pemimpin masa depan yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai keadilan sosial.
Di usia ke-78, HMI terus berupaya memperkuat perannya dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera dengan mengadaptasi berbagai perubahan zaman. Tantangan baru seperti ketimpangan ekonomi, korupsi, dan ketidakadilan struktural menjadi isu yang harus dihadapi dengan pendekatan yang lebih progresif dan berbasis data.
Menyongsong Masa Depan yang Lebih Sejahtera
Masa depan yang lebih sejahtera adalah cita-cita setiap bangsa, di mana kesejahteraan tidak hanya diukur dari aspek ekonomi, tetapi dari keadilan sosial, pemerataan pendidikan, dan kesempatan yang setara bagi seluruh masyarakat. Tantangan yang dihadapi semakin kompleks, termasuk kesenjangan sosial, ketidakadilan struktural, serta perubahan iklim yang berdampak pada kehidupan banyak orang.
Sebagai organisasi yang telah berkontribusi dalam perjalanan bangsa, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memiliki tanggung jawab besar dalam menyongsong masa depan yang lebih sejahtera. Melalui kaderisasi yang berlandaskan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan, HMI terus berupaya mencetak pemimpin yang berintegritas dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
HMI dapat menjadi motor penggerak dalam mewujudkan keadilan sosial yang lebih nyata. Perjalanan panjang selama 78 tahun harus menjadi momentum untuk memperkuat komitmen dalam membangun bangsa yang lebih adil, makmur, dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi merupakan upaya strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan akses yang lebih luas terhadap sumber daya, peluang usaha, dan pendidikan finansial. Pemberdayaan ekonomi tidak hanya bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial, tetapi juga untuk menciptakan kemandirian ekonomi di berbagai lapisan masyarakat.
Pmberdayaan ekonomi dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menghadapi tantangan kemiskinan dan pengangguran. Bagi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), pemberdayaan ekonomi menjadi salah satu aspek penting dalam mewujudkan keadilan sosial.
Sebagai organisasi yang berkomitmen pada kesejahteraan umat, HMI dapat berperan aktif dalam mendukung program-program yang mendorong kemandirian ekonomi, seperti pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswa dan komunitas, pendampingan UMKM, serta advokasi kebijakan ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil.
Mengawal Kebijakan Publik yang Pro Rakyat
Kebijakan publik yang pro rakyat merupakan dalam menciptakan kesejahteraan yang merata, terutama bagi kelompok masyarakat yang kurang mampu. Salah satu aspek dalam kebijakan ini adalah distribusi subsidi, yang bertujuan untuk memberikan akses lebih mudah dan terjangkau terhadap kebutuhan dasar, seperti energi, pendidikan, dan kesehatan. Namun, dalam praktiknya, kebijakan subsidi sering kali menghadapi berbagai tantangan, termasuk ketidaktepatan sasaran, penyimpangan distribusi, dan kurangnya pengawasan yang efektif.
Salah satu isu yang menjadi perhatian saat ini adalah distribusi subsidi energi, khususnya elpiji 3 kg yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Sayangnya, masih banyak kasus di mana subsidi ini tidak tepat sasaran, bahkan dimanfaatkan oleh kelompok yang seharusnya tidak berhak.
Dalam hal ini, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dapat berperan sebagai pengawas kebijakan publik dengan melakukan kajian kritis, advokasi, serta edukasi kepada masyarakat agar lebih sadar akan hak-hak mereka.
Pendidikan Kritis sebagai Pilar Perubahan
Salah satu pendekatan yang esensial dalam dunia pendidikan adalah pendidikan kritis, yang tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga mendorong peserta didik untuk berpikir analitis, mempertanyakan realitas sosial, dan berani menyuarakan perubahan.
Individu tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga aktor yang mampu mengidentifikasi ketidakadilan serta berkontribusi dalam mencari solusi bagi permasalahan di sekitarnya. Pendidikan kritis menjadi pilar utama dalam menciptakan masyarakat yang sadar, mandiri, dan berdaya dalam menghadapi tantangan zaman.
Bagi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), pendidikan kritis merupakan bagian dari upaya mencetak kader yang berintegritas dan memiliki kesadaran sosial tinggi. Melalui diskusi, kajian strategis, dan advokasi kebijakan, HMI berperan dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga peka terhadap realitas sosial.
Advokasi untuk Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial adalah salah satu tujuan utama dalam pembangunan suatu bangsa, yang mencakup pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, seperti akses terhadap pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan lingkungan yang layak. Namun, dalam realitasnya, masih banyak kelompok masyarakat yang mengalami kesenjangan dan ketidakadilan dalam memperoleh hak-hak tersebut.
Advokasi untuk kesejahteraan sosial tidak hanya dilakukan melalui tekanan terhadap pembuat kebijakan, tetapi melalui pemberdayaan masyarakat agar mereka lebih sadar dan mampu memperjuangkan hak-haknya sendiri.
Advokasi untuk kesejahteraan sosial merupakan bagian dari komitmen dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. HMI dapat membantu mengidentifikasi permasalahan sosial dan mencari solusi yang konkret. HMI berperan dalam mengawal implementasi kebijakan pemerintah agar benar-benar berdampak bagi kesejahteraan masyarakat, terutama kelompok yang paling rentan.
Refleksi Milad HMI ke-78
Milad ke-78 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menjadi momentum untuk merefleksikan peran dan kontribusi organisasi ini dalam perjalanan bangsa. Sebagai salah satu organisasi mahasiswa tertua di Indonesia, HMI telah menjadi wadah bagi lahirnya pemimpin-pemimpin yang berperan di berbagai bidang, mulai dari politik, akademisi, hingga sosial kemasyarakatan.
HMI terus berupaya mengawal nilai-nilai keislaman dan kebangsaan sebagai landasan dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Namun, di tengah perubahan zaman dan tantangan baru, refleksi terhadap eksistensi dan relevansi perjuangan HMI menjadi hal yang perlu dilakukan agar organisasi ini tetap menjadi motor penggerak perubahan yang signifikan.
Di usia ke-78 ini, HMI harus semakin memperkuat perannya dalam menjawab berbagai tantangan, seperti ketimpangan sosial, krisis moral, serta perubahan sosial akibat kemajuan teknologi. Lebih dari sekadar organisasi mahasiswa, HMI tetap menjadi lokomotif dalam mencetak kader yang berpikir kritis, berintegritas, dan memiliki kepedulian terhadap masyarakat.
Refleksi milad ini bukan hanya tentang mengenang sejarah panjang perjuangan HMI, tetapi menjadi momen untuk menegaskan kembali komitmen dalam mengawal keadilan sosial dan kesejahteraan umat.
Penulis: Muhammad Mas Davit Herman Rudiyansah HMI Cabang Surabaya
Tulisan opini ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab redaksi Koran Times.
Rubrik opini di koran Times terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.
Harap sertakan riwayat hidup singkat, foto diri, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
Kirimkan tulisan ke email: timeskoran@gmail.com.
Redaksi berhak untuk tidak menayangkan opini yang dikirimkan.