PAMEKASAN –KORAN TIMES,Wakil Ketua Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Kabupaten Pamekasan, Taufiqur Rahman Khafi mengingatkan kepada pengurus cabang PMII Pamekasan agar tidak lepas dari Nahdlatul Ulama (NU).
Pasalnya, PMII lahir dari NU dan menjadi Badan Otonom (Banom) NU setelah diputuskan dalam Muktamar NU ke-33 di Jombang.
Taufiq mengatakan, PMII Cabang Pamekasan jangan bersikap ahistoris terhadap NU karena PMII sebagai wadah bagi kader NU yang jenjang pendidikannya sudah di perguruan tinggi.
“Aneh jika PMII di Pamekasan lepas dari NU. PMII itu anak ideologis yang dilahirkan oleh NU. Maka jangan sampai PMII itu berpindah dari NU, apalagi berafiliasi dengan organisasi yang tidak memiliki kesamaan dengan NU,” terang Taufiq, Senin (23/10/2023).
Menurut mantan aktivis PMII Cabang Probolinggo, Jawa Timur ini, kesamaan yang harus dipegang oleh PMII dari ideologi gerakan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
Menurutnya, saat ini gampang sekali kelompok tertentu mengidentifikasikan dirinya sebagai kelompok Aswaja, tapi bertentangan dengan Aswaja An-Nahdliyah.
“Dalam Aswaja An-Nahdliyah, konsep negara Pancasila sudah final. Sedangkan di kelompok lain yang juga mengaku Aswaja, masih memperdebatkan konsep negara, seperti negara Islam dan khilafah islamiyah. Fatal jika PMII Pamekasan tidak mengerti hal mendasar ini,” ungkapnya.
Alumni Pondok Pesantren Al Falah Sumber Gayam Kadur, Pamekasan ini mengungkapkan, PMII merupakan organisasi struktural dari tingkat perguruan tinggi hingga tingkat pusat (PB PMII). Oleh sebab itu, jika di bawah tidak selaras dengan Kordinator Cabang dan PB PMII, maka di bawah akan menemukan persoalan.
“Jika PC PMII tidak selaras dengan PB PMII yang nyata-nyata Banom NU, maka ke depan akan menemukan masalah serius. Maka saya tegaskan agar PMII Pamekasan jangan lepas dan meninggalkan NU,” terangnya.
Pewarta:Lukman
Editor : Hasbullah