JAKARTA, KORAN TIMES – Nama organisasi internasional ini mungkin tidak sepopuler nama serupa di Kabinet Presiden Joko Widodo atau koalisi partai politik pengusung Prabowo dan Gibran. Namun, siapa sangka sosok pemimpin di balik Indonesia Maju Foundation (IMF) adalah penggagas sejumlah kebijakan penting. Di antara prestasinya, ia dikenal sebagai pencetus Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) dan pemrakarsa vaksin HPV pertama di Indonesia.

Sosok tersebut adalah Muhamad Erfan Apriyanto, yang akrab disapa Erfan. Lahir 30 tahun lalu, ia adalah pendiri Pusat Strategi dan Akselerasi Pembangunan Indonesia Maju, yang dikenal sebagai Indonesia Maju Foundation.

Menurut informasi dari situs resminya, indonesiamaju.or.id dan imf.or.id, organisasi ini terbentuk dari penggabungan tiga yayasan yang sebelumnya dimiliki Erfan. Nama Indonesia Maju Foundation mulai mendapat perhatian publik setelah Erfan dan timnya mulai aktif menyuarakan pentingnya regulasi mengenai pembatasan minuman berpemanis dalam kemasan sejak tahun 2021.

Melalui akun media sosial @erfancorner, Erfan kerap mengekspresikan keprihatinannya terhadap tingginya kasus kanker serviks, yang berbanding lurus dengan meningkatnya angka kematian akibat virus HPV. Ketertarikan Erfan pada isu ini juga dipicu oleh pengalamannya sebagai penyintas kanker, yang sering ia bagikan dalam bentuk curhatan dan perkembangan kesehatan saat menjalani terapi pengobatan kanker nasofaring sejak tahun 2023.

Fokus dari Indonesia Maju Foundation

Lantas, apa fokus dari Indonesia Maju Foundation? Apakah ada hubungan dengan politik?

READ  Profil Muhamad Erfan Apriyanto: Serial Entrepreneur Muda dan Filantropi yang Sukses di Indonesia

Ketika ditanya tentang hal ini, Erfan menegaskan, “Nama kami mungkin terdengar mirip dengan nama koalisi politik atau kabinet, tetapi pemilihan nama ini dilandasi oleh kegamangan pribadi saya melihat kondisi Indonesia yang seharusnya bisa bertransformasi menjadi negara maju. Diksi ‘Strategi dan Akselerasi’ mencerminkan misi mulia kami, dari perencanaan hingga percepatan pembangunan.”

Ia juga menyatakan bahwa meskipun tidak berkaitan langsung dengan politik, kedepannya mungkin akan ada interaksi dengan dunia politik. “Kami tidak bisa menghindari politik karena setiap kebijakan yang melibatkan NGO atau Non-State Actors pasti akan beririsan dengan politik,” tambahnya.

Erfan, yang memegang prinsip “Buy the futures, with the present value,” percaya bahwa memulai dari sektor kesehatan adalah kunci untuk mencapai Visi Indonesia Maju 2045. Menurutnya, kesehatan adalah aspek fundamental dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul. “Jika bisa dilakukan sekarang, mengapa harus menunggu nanti?” ungkapnya.

Tujuan ke Depan Indonesia Maju Foundation

Sebagaimana namanya, institusi ini berkomitmen untuk mewujudkan impian Indonesia menjadi negara maju. Secara umum, mereka ingin mencapai poin ke-17 dari Sustainable Development Goals, yaitu Kemitraan untuk Tujuan. “Kami ingin menegaskan bahwa tujuan kami adalah membangun kemitraan untuk mencapai seluruh tujuan dari SDGs. Tanpa kerjasama yang baik, pencapaian SDGs akan sulit terwujud. Oleh karena itu, kami akan menggandeng pemerintah, swasta, akademisi, dan organisasi internasional yang peduli terhadap isu-isu global seperti kesehatan, perubahan iklim, energi, dan pangan,” jelasnya.

READ  Muhaimin Iskandar Tak Gentar Siapa Pun Lawan di Pilpres 2024

Saat ini, Indonesia Maju Foundation bekerja sama dengan Universitas Pertahanan melalui Kedokteran Militer dan startup Nusantics untuk penelitian dan hilirisasi vaksin HPV, yang direncanakan akan dimulai pada tahun mendatang. Target penerapan vaksin buatan dalam negeri ini diharapkan dapat memberikan manfaat mulai tahun 2027.

 

Pewarta: Imam

Editor: Hifni

Print Friendly, PDF & Email